Merangkai Wajah Ayah Dalam Imajinasi

Aku Menatapi Langit dari Tempatku Berpijak, Mencoba Merangkai Sebuah Wajah yang Sudah Lama Meninggalkanku dengan menggunakan keterbatasan memory dan kekurangan imajinasiku, Sungguh Ku Lupa Bagaimana Bentuk Wajah Papaku... Yang Kuingat Hanyalah Pesan-pesan terakhirnya Hingga Akhirnya Ia Menghembuskan Nafas terakhir di Pangkuanku Pertanggal 13 Oktober 2002.

Akhirnya Terbentuk Suatu Wajah Yang Samar-samar dibalik awan yang aku sendiri tidak yakin, apakah seperti ini sebenarnya Wajah dari Sosok Seorang Ayah yang meninggalkanku Lebih dari Sembilan Tahun Silam.... Aku Membayangkan Ia Berkata Padaku... Sudahlah Nak.. Hapus Air Matamu... Papa Tahu Ketidak berdayaanmu, Papa Tidak Menyalahkanmu, Papa Tahu Kamu tidak mampu menahan kehendak mereka.

Jangan Sedih, Karena Kamu dekat Dengan ALLAH, Jangan Sampai Hal ini Menggoyahkan Keimananmu, Biarkan Mereka Bertindak Sesuka Hati Mereka, Karena Ketika Mereka Menyadari Bahwa Apa Yang Mereka Lakukan Adalah Salah, Mereka Akan Sekaligus Menyadari Bahwa Apa Yang Kamu Katakan itu Benar. dan Saat itu... Penyesalan Mereka Tidak Akan mampu Mengubah Apapun.

Papa Akan Membantu Mendo'akanMu, Keluarga KecilMu dan Cucu-Cucu Papa, Seperti Kamu yang Selalu Mendo'akan Papa di Ujung ShalatMu... Jangan Risaukan Kata-kata Mereka, Ingatlah Bahwa Hanya ALLAH yang Maha Menentukan... Mengenai Pesan-pesan Terakhir Papa... Papa Anggap Kamu Sudah Melakukan Yang Terbaik. Teruslah Berjuang Dalam Usaha atas AkhiratMu.... Papa Sayang Kamu,  Papa Bangga Kamu.

Lalu Bayangan Itu Menghilang, Seiring Derai Air Mata Yang Mengalir Begitu Saja tanpa Ada Kuasa untuk menahannya.... Sakit dalam Hati atas Perbuatan Mereka Masih Belum Sembuh Juga, Semakin Aku Berusaha untuk mengobatinya, Semakin Perih Menusuk, menyesakkan, dan memenuhi Rongga Dadaku.... Maafkan Aku Papa yang tidak bisa memenuhi amanahMu.....

0 comments:

Post a Comment

10 Artikel Terpopuler di BLOG Nandar