Aku dan Harapan Papaku

Dalam Kesibukanku Mengurusi Sejumlah Bisnis Online di Internet, tiba-tiba aku teringat masa kecilku, kuhentikan editan photo yang seharusnya segera kuselesaikan untuk ku upload dan memutuskan untuk menuliskan artikel ini.

Sejak Kecil Aku Dibesarkan Dalam Keluarga Yang Taat Beribadah, Meskipun Dahulu Kami Belum Mengenal Islam Secara Kaffa, dan Masih Banyak Mengejar Kesenangan Dunia. Waktu Itu Papa ( Almarhum ) Lebih Banyak Shalat dirumah dari pada di Masjid, Khususnya Pada Waktu-Waktu Dhuhur dan Ashar.

Sejak Kecil, Papaku Menginginkan Aku Untuk Menimba Ilmu Agama, Mungkin aku adalah Proyek Baginya Untuk dijadikan Ustadz, Dimana Kakak Sulungku Almarhum Muhammad Idris Dorman ( Semoga Allah Melindungi dan Menjaganya di Dalam Kuburnya ) Gagal Menyelesaikan Sekolah di SMP, Kemudian Kakakku Yang Kedia Muhammad Ilyas Dorman Juga Tidak Melanjutkan Sekolahnya Setelah Tamat Madrasah Tsanawiyyah.

Selanjutnya, Aku Yang Ketika Itu Duduk di Bangku SD dipersiapkan untuk dikirim ke Salah Satu Pondok Pesantren di Daerah Polewali Mamasa Sulawesi Barat ( Dulu Masih Sulawesi Selatan ), Harapannya Agar Aku Bisa Menjadi Seorang Da'i dan Hafidz Qur'an. Agar Aku Bisa Menjadi Seperti Anak-anak Teman Papaku, Yang Bisa Ceramah di Podium / Mimbar dan Menjadi Imam Masjid di Usia Anak-anak.

Namun, Allah Berkehendak lain, Singkat Cerita Aku Menjadi Lulusan Salah Satu Sekolah Manajemen Bisnis di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. dan Langsung di Panggil Bekerja Oleh Salah Satu Perusahaan Asing di Makassar bahkan ketika Aku Belum Sempat Menerima Ijazahku. Aku Bersyukur Karena pada Waktu Itu Aku langsung mendapatkan tawaran pekerjaan tanpa harus bersusah payah menenteng map kesana-kemari untuk melamar pekerjaan, Seperti Yang Sibuk dilakukan Teman-temanku.

Dalam Kesenangan Dunia dan Limpahan Rezeky Aku Lupa Pada Sang Pemberi Rezeki, Selama Lebih Kurang Tujuh Tahun Kuhabiskan Waktuku untuk menimbun harta dan berfoya-foya diatas kemewahan dan hingar bingar kehidupan malam kota makassar, pangkat dan jabatan membuatku lalai dari mengingat Allah, Hingga Akhirnya Aku Tersadar bahwa Semua Yang Kulakukan tidak menjamin aku masuk kedalam Surga Yang Nyata dan Justru akan menyeret aku kedalam kesengsaraan Neraka Jahannam.

Telah Begitu Banyak Kemaksiatan yang aku lakukan, Aku bahkan Lupa Tentang Aku dan Haraoan Papaku, Yang Menginginkan Aku Menjadi Seorang Muballigh.... Alhamdulillah Dalam Proses Perbaikan Diriku Setelah Aku Melepaskan Diri Dari Comfort Zone Yang memenjarakanku selama lebih kurang tujuh tahun, Akhirnya ALLAH Mempertemukanku dengan Da'i-Da'i Mulia Yang Mentablighkan Islam Keseluruh Alam, Akupun Bergabung bersama Mereka dan Berniat Takkan Kembali Lagi Pada Kesesatan Jalan Maksiat Menuju Neraka.

Aku dan Harapan Papaku, Insya Allah !!! Dalam Lamun, diiringi air mata, Batinku Berkata "Papa.... Aku Bukan Seorang Ustadz, Namun Aku akan Berusaha Untuk menjadi Lebih dari Seorang Ustadz Yang hanya Naik Keatas Mimbar Untuk memenuhi panggilan Ceramah dan Menerima Amplop, Tapi Aku akan mengamalkan Agama dan Sunnah tanpa Bayaran, Mengajak Orang Lain Kepada Allah.... Insya Allah Ikhlas Karena Allah, disamping untuk memenuhi harapanmu. Do'a Ananda, Insya Allah Senantiasa Terkirim Untukmu"

CLICK TOMBOL LIKE DIBAWAH

0 comments:

Post a Comment

10 Artikel Terpopuler di BLOG Nandar