Kisah Syahidnya Sayyidina Mush'ab bin Umair Radhiyallahu 'anhu
Sebelum Masuk Islam, Sayyidina Mush'ab bin Umair Radhiyallahu 'anhu
termasuk pemuda kaya diantara rekan-rekannya, & hidup dalam
kemewahan. Ayahnya membelikannya pakaian seharga dua ratus dirham. Saat
itu umurnya masih sangat muda, namun ia dikaruniai banyak kenikmatan.
Pada Permulaan Islam, ia memeluk Islam dengan diam-diam, &
keadaannya ( Mush'ab bin Umair R.a. ) tetap seperti itu, kemudian
seseorang mengadukan dia kepada keluarganya sehingga mereka mengikat
& mengurungnya. Keadaan demikian berlangsung Selama beberapa hari.
Ketika ada kesempatan, ia Melarikan diri secara diam-diam & ikut
hijrah ke Habasyah bersama kaum muslimin. Lalu, dari Habasyah ia
langsung hijrah ke Madinah dan Mulai Hiduop dalam Kezuhudan &
kemiskinan.
Suatu saat, Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam sedang duduk maka lewatlah Sayyidina Mush'ab bin Umair Radhiyallahu 'anhu dihadapan beliau. Di tubuhnya hanya melekat sehelai
kain lusuh penuh tambalan, salah satu tambalannya dari kulit. Melihat
hal tersebut, Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam mencucurkan air
mata karena teringat keadaan Sayyidina Mush'ab bin Umair Radhiyallahu
'anhu sebelum memeluk Islam & keadaannya sekarang,
Ketika Perang Uhud, pada awalnya bendera kaumu Muhajirin dipegang oleh Sayyidina Mush'ab bin Umair Radhiyallahu 'anhu. Ketika kaum muslimin
mengalami kesulitan sehingga kacau balau, ia tetap berdiri tegak.
Tiba-tiba seorang musuh menyerangnya dengan pedang dan Memotong salah
satu tangannya agar bendera ditangannya terjatuh sehingga seolah-olah
Kaum Muslimin telah kalah. Sayyidina Mush'ab Radhiyallahu 'anhu segera
meraih bendera dengan tangan satunya. Orang Kafir pun memotong kembali
tangannya yang lain. Maka didekaplah bendera itu didadanya dengan kudua
lengannya agar tidak jatuh. Lalu ia dipanah oleh musuh sehingga ia
syahid. Selama ia masih hidup, ia tidak membiarkan bendera itu jatuh.
Akhirnya bendera pun terjatuh & langsung diambil oleh seorang
shahabat yang lain.
Ketika akan dikebumikan, ditubuhnya
hanya ada sehelai kain yang tidak cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Jika ditutupkan ke Kepalanya, kakinya akan terbuka. Jika ditutupkan ke
kakinya, kepalanya terbuka. Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam
bersabda, "Tutupkanlah kain itu ke kepalanya, & tutupilah Kakinya
dengan daun idkhir ( daun ilalang )." ( Dari Kitab Qurratul Uyun ).
Faidah :
Demikianlah akhir kehidupan Seorang yang pernah bergelimang dalam
kemewahan dan pernah mengenakan pakaian seharga dua ratus dirham. Saat
wafatnya, sehelai kain kafan yang dapat menutupi tubuhnya pun tidak ia
dapatkan. Dalam hidupnya, cita-citanya adalah jangan sampai bendera
terjatuh. Meskipun kedua tangannya telah terpotong, ia tidak melepaskan
bendera itu.
Dulunya ia hidup dalam kemewahan. Namun, ketika
iman menghunjam kedalam dirinya, iman itu mengalahkan segalanya. Iman
telah menyibukkan dan memalingkannya dari harta, uang, istirahat, atau
kenyamanan hidup.
Dari Kitab Qurratul Uyun, Yang di Rangkum Kedalam Himpunan Kitab Fadhilah Amal dalam Bab Kisah-Kisah Sahabat Radhiallahu Anhum.
Semoga Ada Manfaatnya.
0 comments:
Post a Comment