Tanpa Kusadari asbab seorang misionaris kristen, Allah SWT memberikanku Hidayah dengan memperkenalkan padaku suatu kerja besar, Itu adalah Usaha Nubuwwah, Usaha untuk berishlah diri dan mengajak orang lain untuk taat kepada Allah SWT.
Dikatakan dalam beberapa Bayan yang pernah aku dengarkan, Bahwasanya di Dunia ini pada dasarnya hanya ada dua macam kerja, yaitu Kerja Syaitan & Kerja Nubuwwah... Kerja Syaitan adalah segala aktifitas yang menyebabkan kita lupa pada Rabb Kita, menggunakan & menghabiskan waktu untuk Urusan Dunia yang sifatnya hanya sementara dan lalai dari mengingat Kampung Akhirat yang sifatnya kekal abadi.
Pagi itu.... Sekitar Pekan Ke tiga dibulan Januari tahun 2012, dengan setelan pakaian Ala Karkun, aku berangkat dari Rumah dengan tujuan ke Mall untuk mencari & membeli Sebuah buku ditoko buku favoritku, Buku tersebut adalah buku yang ditulis oleh seorang mantan pendeta asal Tanah Toraja ( TaTor ) Sulawesi Selatan. Beliau adalah Bapak Lisu Marimpin Lobo, yang saat ini aktif dalam Usaha Dakwah dan Tabligh, Khuruj Fii Sabilillah.
Sebuah Buku bersampul warna hijau yang tebalnya Menghampiri Ketebalan Alquran itu diberi Judul "INJIL PETUNJUK JALAN MENUJU ISLAM" didalamnya dibahas tentang perjalanan hidup beliau hingga menemukan kebenaran Islam justru dari Kitab Injil yang begitu dia fahami, serta beberapa ayat-ayat bible yang diperbandingkan dengan ayat-ayat Al-Quran.
awalnya Buku ini ditunjukkan Oleh Seorang Dokter Specialist tumbuhan asal Canada bernama Mr. Michael yang bermukim di Kolaka Sulawesi tenggara. Kami bertemu di Sultan Hasanuddin Airport, disebuah toko buku dekat departure gate. Saat itu Mr. Michele tengah asyik membaca sebuah buku, lalu kucoba ambil buku yang sama didekatnya yang ternyata buku itu berbahasa Indonesia. Lalu Kutanya pada beliau "Could you understanding what these book's means ?" Lalu Dia Menjawab dengan bahasa Indonesia yang agak di paksakan... Yes ini buku sangat bagus. Dan alangkah herannya saat aku ikut membaca Judul pada Sampul buku yang dibaca Mr. Michele....
Sepertinya dia menangkap ekspresi keherananku terhadapnya lalu dia berkata, "everyone have to buy this, this is not just for muslim or christian but for every people who looking for the right way to life" Kata-kata ini Justru membuatku bertambah heran, lalu tanpa berfikir panjang, aku yang sebentar lagi harus boarding segera membayar buku tersebut lalu masuk ke waiting room bersama Mr. Michael.... Oh ya lupa... Dia Bilang... "eiskanterr...( Iskandar ) Don't call me Mr. Michael just Michael" diiringi dengan senyum yang kurang lebih seperti ini mimiknya ===> ^_^
Kami Sempat Ngobrol sekitar lima belas menit di waiting room, karena pesawat yang seharusnya beliau tumpangi menuju bau-bau delay karena alasan operasional maskapai. Michael juga memperkenalkan Istrinya dan anaknya yang masih duduk di baby walker, Kira-kira saat itu usianya sama seperti Usia Putraku Dzulfiqar. Putrinya bermata biru berambut pirang, mirip boneka...kalau tidak salah dengar namanya Hana... Michael katakan bahwa dia Ingin anaknya bergaul dengan orang-orang Muslim pribumi agar mengetahui culture Indonesia. Mengenai Bahasa Inggris dia katakan pasti gampang difahami karena itu adalah bahasa rumah michael dan Istrinya.
Aku tidak sempat menanyakan agama yang dianut oleh michael hingga akhirnya aku harus boarding menuju jogjakarta. Seperti itulah pertemuan singkat kami yang membuatku membeli buku karya Ust. Lisu M Lobo.
Asbab Temanku Echa, seorang adventis misionaris kristen yang ingin meminjam buku ini, terpaksa membuatku harus mencari buku yang sama untuknya, karena buku tersebut belum sempat aku baca hingga akhir. Lalu aku berinisiatif untuk membeli dan mengirimkan buku itu untuknya.
Perjalananku menuju Mall seperti langkah awalku menuju pintu-pintu surga dimana kendaraan umum yang kutumpangi berhenti menurunkan penumpang didepan kompleks perumahan tempat aku ngontrak dulu, lalu aku teringat pada salah seorang tetanggaku disana dan aku Ikut turun ditempat tersebut bersama penumpang lainnya dengan niat dadakan untuk bersilaturahmi.
Setibanya di Rumah temanku, Ibunya yang kala itu menjawab salamku seraya berkata bahwa Aksan lagi keluar. Lalu Aku putuskan untuk menunggunya di Masjid yang hanya berjarak lebih kurang lima meter didepan Rumah Aksan.
Setelah Wudhu, Kuambil Alquran dan kumulai membaca surah Al-baqarah dibalik Hijab Saff perempuan, lalu seseorang memanggilku... Ustadz, Insya Allah... Mari Ijtima'i dulu.... Kuhentikan bacaan Qur'an ku sambil berfikir, maksudnya Ijtima'i apa ya ?
Dengan sedikit rasa Malu, Aku berdiri menuju Sekelompok Orang yang sedang duduk melingkar dihadapan mereka masing-masing ada gelas berisi minuman teh hangat, dan ditengah-tengah ada nampan berisi kue-kue.
Aku duduk bersama mereka seraya berfikir "Ooooo.... Mungkin yg dimaksud Ijtima'i itu Makan sama-sama sambil duduk melingkar.... " hehehe... Maklum saja.. This is my first experience.... Aku hanya duduk mendengarkan pembicaraan mereka yang sesekali menggunakan bahasa arab yang kala itu belum ku mengerti, kadangkala seperti berbahasa India Juga....
Setelah sempat hening beberapa saat, salah seorang berambut & berjenggot putih yang dipanggil Amir Oleh rombongan jamaah itu bertanya padaku... Antum dari mana ? Setelah kujawab dia Bertanya lagi... Berarti antum dari Halaqah mana ? Nisab atau Nusrah ? Itikaf atau tidak ? Demikian beberapa pertanyaan yang membuatku seperti tokek congek,.. Ngeeeekkk.....
Ringkas Cerita, Amir Shaff ( Pemimpin Jamaah ) itu Menyuruh Aku Itikaf & salah seorang jamaah ditugaskan untuk memberikan Aku bayan hidayah, beliau adalah bapak Ustadz Hanafi, pensiunan polri dengan pangkat terakhir kombespol yang juga ternyata teman akrab dengan penulis buku yang ingin aku beli untuk aku berikan ke Echa'.
Aku Berterima Kasih kepada Allah Yang menjadikan Echa sebagai Salah satu asbab Hidayah untukku, Semoga Allah menjadikannya Wanita Muslimah yang Salehah yang menutup Aurat secara sempurna, menjadi da'iah yang mentablighkan Agama Islam di Kalangan wanita, Karena entah kenapa... Aku Melihat Ada Islam Didalam Jiwanya....
0 comments:
Post a Comment