Kebanyakan hadits dalam kitab ini adalah riwayat (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi nasa'i, dan Ibnu Majah). Selain itu, Maulana Muhammad zakariyya Al kandahlawi Rahmatullah 'alaih juga mengambil riwayat-riwayat lain untuk menambah dorongan beramal karena beberapa kemaslahatan.
Ia menyertakan sedikit hadits dhaif dalam kitab ini. Namun perlu diingat, ia bukan orang pertama -apalagi satu-satunya- yang mengumpulkan hadits dhaif bersama hadits-hadits shahih dalam satu kitab.
Imam Bukhari Rahmatullah alaih, yang merupakan imamnya para ulama hadits, juga meriwayatkan hadits hadits yang tidak memenuhi persyaratan keshahihan yang ia tetapkan.
Dalam kitab shahih Bukhari, riwayat yang tidak memenuhi persyaratan itu dikenal dengan hadits mu'allaqat titik dalam kitab al-adabul mufrad ia juga memasukkan hadits-hadits dhaif didalamnya.
Alhamdulillah, hingga hari ini belum pernah ada yang menyalahkan Imam Bukhari Rahmatullah 'alaih karena kitabnya, apalagi melarang pembacanya dengan alasan berisi hadits dhaif. Imam Imam hadits yang lain pun meriwayatkan hadits-hadits dhaif dalam kitab-kitab mereka.
Dalam fatwanya, Imam Ramli Rahmatullah alaihi menjelaskan tentang pengamalan hadits dhaif. Imam Ramli Rahmatullah alaihi berkata "Imam Nawawi mengatakan dalam banyak tulisannya bahwa sudah merupakan ijma' dan kesepakatan para ulama mengenai dibolehkannya pengamalan hadits dhaif dalam fadilah fadilah amal dan semisalnya "
Bahkan banyak juga para ulama, seperti Imam Ahmad Ibnu hambal Rahmatullah alaihi, dan tokoh hadits lainnya menggunakan hadits-hadits dhaif sebagai dalil di dalam hukum dengan seleksi tertentu.
Hal ini bisa kita lihat dengan jelas apabila kita mempelajari kutubus sittah yang merupakan kitab-kitab hadits pokok di kalangan para ulama, Di mana para imam menggunakan hadits-hadits dhaif sebagai dalil dalam hukum.
Disamping itu, banyak hadits yang oleh sebagian ulama dianggap dhaif, tetapi oleh sebagian ulama lain dianggap shohih. demikian juga, ada hadits-hadits Yang dari segi riwayat dianggap dhaif, tetapi karena alasan tertentu hadits tersebut dianggap shohih dari segi makna, sehingga diberi istilah hadits shohih dalam maknanya.
Maka, hadits-hadits dhaif yang ada di dalam kitab Fadhilah Amal ini adalah termasuk kedalam kategori hadits yang bisa diterima.
Ringkasnya, kita sebagai orang awam mesti memahami bahwa hadits-hadits dhaif itu masih sangat bernilai di kalangan para ulama secara umum, baik di kalangan ulama hadits, ulama fiqih, ulama tafsir, dan dikalangan disiplin ilmu Islam yang lain.
Ulasan tentang hadits dhaif di atas sebenarnya sudah cukup dan jelas bagi kita yang bermadzhab Imam Syafi'i maupun bukan. Namun, seandainya sebagian orang tetap berpendapat bahwa buku Fadhilah Amal ini tidak bisa diterima karena memasukkan beberapa hadits dhaif, marilah kita bercermin kepada para shahabat radhiallahu anhum dalam berbeda pendapat.
Dari Syaikh Abdurrahman bin Yazid Rahmatullah 'alaih berkata, "sayyidina Utsman shalat di mina 4 rakaat (pada musim haji). Maka sayyidina Abdullah (Bin Mas'ud) radhiallahu Anhu berkata, "aku shalat bersama Baginda Nabi shallallahu alaihi wa salam dua rakaat, bersama sayyidina Abu bakar radhiallahu anhu 2 rakaat, bersama sayyidina Umar radhiallahu Anhu dua rakaat....."
Imam a' masy Rahmatullah alaihi berkata, "muawiyah bin qurrah Rahmatullah alaihi meriwayatkan dari para gurunya bahwa sayyidina Abdullah radhiallahu Anhu shalat 4 rakaat. Ia ditanya, engkau mencela sayyidina Utsman, lalu engkau sendiri shalat empat rakaat?" Iya menjawab, "perselisihan itu lebih buruk . "
Dikutip dari kata pengantar penerjemah kitab Fadhilah Amal
BACA JUGA :
- Kata Pengantar >>> Selengkapnya
- Kedudukan kitab Fadhilah Amal >>> Selengkapnya
- Hadits Dhaif Dalam Kitab Fadhilah Amal >>> Selengkapnya
- Kedudukan Maulana Muhammad Zakariyya Rahmatullah 'alaih di kalangan para ulama >>> Selengkapnya
Tim penerjemahan kitab Fadhilah Amal
Masjid Jami kebon jeruk Jakarta
Rajab 1432 H /Juni 2011 M
0 comments:
Post a Comment