Tentang Jamaah Tabligh | Karkun

Jama’ah Tabligh adalah salah satu gerakan misionaris Islam besar dunia kalau bukan satu-satunya yang terbesar saat ini. Organisasi yang unik ini berasal dari Asia Selatan dengan misi utamanya mengislamkan orang Muslim. Setidaknya itu lah niat awal Maulana Ilyas – mengajarkan praktek kehidupan yang benar sesuai dengan ajaran Islam – di Mewat, India, walaupun pada kenyataannya tidak dapat dinafikan bahwa ternyata dalam perjalanan sejarahnya misi dakwahnya juga menyentuh Non-Muslim dan mengIslamkannya. Adapun tujuan utama dakwah mereka sebenarnya adalah memberikan dampak pada hati lalu diaplikasikan dalam perbuatan .

Berpusat di India dan mempunyai tiga markas besar di anak benua India yang dikenal orang Indonesia dengan istilah PBI, kepanjangan dari Pakistan, Bangladesh dan India (Markas Nizamuddin di New Delhi, Raiwind di Pakistan dan Tungi di Bangladesh). Seluruh anggota Jamaah Tabligh berkeinginan suatu saat bisa mengunjungi ketiga tempat ini. Pada akhir abad 20, pertemuan rutin Jamaah Tabligh di Raiwind dapat menarik jutaan pengikut sehingga menjadi pertemuan umat muslim terbesar di dunia setelah Haji di Mekkah .

Jamaah Tabligh mempunyai hubungan yang ambigu dengan sufisme. Di satu sisi mereka menolak praktek dan kepercayaan tradisi tariqat sufi India dengan alasan bahwa praktek-praktek itu terkontaminasi dengan praktek agama Hindu, tapi di sisi lain mereka menggunakan cara-cara ritual sufi apabila menurut mereka cocok . Tak ubahnya tarikat sufi, Jamaah Tabligh, dalam struktur organisasinya, mencoba menciptakan hubungan ikatan mursyid-murid yang kuat hingga menjadikannya ikatan jaringan organisasi yang baik sekali yang sanggup “mengankangi” jarak geografis yang jauh. Jamaah Tabligh juga mengadopsi ciri khas lain dari tarikat sufi yaitu pemujian (terkadang ekstrim) terhadap Nabi Muhammad dan sirahnya. Dalam lingkungan Jamaah Tabligh, literature hadis dan sirah Nabi menjadi sangat penting .

Para pengikut Jamaah ini melancarkan dakwahnya dengan cara “door to door”, berkunjung dari rumah ke rumah – sesuai dengan poin ke 6 dalam ushul sittah mereka, yaitu “khuruj”- dan mengajak sasarannya untuk melaksanakan sholat fardhu ke mesjid sekaligus mendengarkan “bayan”. Ushul Sittah yang dimaksud adalah:
1. Merealisasikan kalimat Thayibah Laa Ilaaha Illallah Muhammadar Rasulullah
2. Shalat dengan khusyu’ dan khudu’(penuh ketundukan)
3. Ilmu dan zikir
4. Memuliakan kaum Muslimin
5. Memperbaiki niat dan mengikhlaskannya
6. Keluar (khuruj) di jalan Allah

Dengan ciri pakaian Karkun yang khas, dengan sopan, lembut dan terkesan sedikit memaksa, mereka mengajak sasarannya untuk ikut menjalankan dakwah mereka dan bergabung dengan jaringan yang tidak mempunyai dana organisasi ini. Dengan mengorbankan harta dan waktu, boleh pilih antara 3 hari, 7 hari atau 40 hari, para Karkun berjaulah ke lain kota bahkan lain negara untuk menyampaikan tablighnya dari rumah ke rumah. Dalam perjalanannya, Jamaah ini biasanya menginap di rumah Karkun setempat atau beri’tikaf di masjid sasaran dakwah mereka. Menurut Drs. Syafi’i, Ph.D., dalam seumur hidup mereka hanya boleh khuruj 4 bulan, sedangkan dalam setahun mereka hanya boleh khuruj selama 40 hari .

Kendati Maulana Ismail ketika memulai gerakannya berangkat dari hati yang ikhlas untuk memurnikan ajaran Islam dan mengajak umat Islam di Mewat dan sekitarnya untuk meninggalkan praktik keagamaan yang sudah bercampur dengan tradisi Hindu, tak pelak gerakan ini tetap menuai celaan dan tuduhan negatif baik dari kelompok Islam yang menyebut dirinya “ahlussunnah” dan “salafy” mau pun sebagian masyarakat umum. Celaan itu antara lain adalah bahwa Jamaah Tabligh tidak memberi nafkah keluarganya karena ditinggalkan untuk dakwah, bahkan lebih jauh lagi, dicap sebagai kelompok ahlul bid’ah dan khurafat . Suatu yang ironis bahwa organisasi-organisasi Islam lain yang mempunyai misi dakwah yang relative sama (mengajak pada ajaran yang sama, Tuhan yang sama) tapi mendapatkan “stempel” yang berbeda.


7 comments:

  1. Hmm.. tak dapat berkomentar banyak.. karena saya juga miskin Ilmu tentang agama ini.. Menurutku Jamaah Tabliqh merupakan organisasi yang baik dilihat dari segi semangat dalam ketaatan kepada Allah dan rasulnya, hanya saja saya belum menemukan dasar yang bisa dijadikan patokan dalam melaksanakan khuruj.. ada bilangan di sana, 3, 7, 40.. yang ketika suatu ibadah dengan bilangan seperti itu, contohnya rakaat sholat, saum, pasti telah dijelaskan secara jelas dalam al-Quran dan Hadits.
    ada pendapat sahabat saya yang mengatakan "Ketika tidak ada larangan yang jelas untuk melaksanakan Khuruj, maka saya akan tetap melaksanakannya", pertanyaan saya.. apakah perintah untuk meninggalkan Bid'ah tidak cukup dijadikan dasar sebuah larangan..?? yang mana Bid'ah adalah melaksanakan ibadah yang diada'adakan tanpa petunjuk dari Rasulullah SAW.. ada juga yang mengatakan "tapi itu membawa manfaat bagi persatuan dan semangat ketundukan kepada Allah" dan pendapat saya adalah apakah tunduk namanya ketika kita menambah2 sebuah ibadah yang tidak ada dasarnya..?? Sekali lagi saya tegaskan, bahwa saya sangat salut dengan semangat ketundukan Jamaah Tabliqh kepada Allah, tapi alangkah baiknya jika semangat itu tetap mengacu kepada ajaran yang telah Rasulullah SAW dan sahabatnya ajarkan.. tanpa mengurangi dan tanpa menambahkan.. "Hari ini telah kusempurnakan Agamamu" Kata Allah SWT, apakah masih ada yang ragu dan menambahkan dengan Ibadah2 lain yang menurut mereka baik..?? #Hanya sebuah pendapat Awam, maaf jika saya salah, karena kebenaran hanya dari Allah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wallahu A'lam...
      Suatu yang ironis bahwa organisasi-organisasi Islam lain yang mempunyai misi dakwah yang relative sama (mengajak pada ajaran yang sama, Tuhan yang sama) tapi mendapatkan “stempel” yang berbeda.

      Mereka Mengecap Jamaah Tabligh Adalah Bid'ah... Tapi Mereka Tidak Pernah Mendengarkan & Mengetahui Dengan Pasti Misi dan Visi Para Jamaah Tabligh, Sama Halnya Dengan Saya Yang Dulu Menganggap ini Sebagai Suatu Yang Berlebihan.

      Dengan Izin ALLAH dan HidayahNYA, Aku Menyelami Usaha DAKWAH Meninggalkan Kesenangan Dunia, Menuntut Kesempurnaan Akhiratku, dan Mendapatkan Keberkahan Di Dunia, Maha Suci ALLAH...

      Kini Aku Sangat Malu pada Diriku Sendiri, Malu Pada ALLAH SWT, dan Malu Pada Para Karkun yang Sering Kuperolokkan.

      Delete
  2. klo antum mau tahu rasa suatu kue...cicipin walau sedikit, bvetul nggak?? klo mau tahu bgmana jama'ah tabligh yg sebenrnya nggk pake nama itu..namanya adalah jama'ah perbaikan Iman..iman siapa? iman kita sendiri...nah klo mau tahu cicipin 3 hari...maka antum akan tahu sendiri tanpa tanya sana-tanya sini tp lom nyicipin...cuman denger sana-sini rasa donat manis,tp antum lom pernah makan tuh donat...cicipin keluar 3 hari, klo nggk bisa..2 hari...coba ajah..biar antum bs tahu..nanti klo sdh tahu bisa jawab sendiri pertanyaan antum dan pertanyaan org lain...

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sudah merasakannya sob, dan saya tegaskan bahwa secara semangat itu sangat baik.. dan saya tidak memiliki hubungan yang tidak baik dengan mereka.. banyak sahabat2 saya di sana.. dan saya merindukan sebuah persatuan Umat yang semakin kuat, karena sebebarnya kita memiliki pedoman yang satu.. :)

      Delete
    2. Berarti Antum Sudah Merasakan DonatNya ? Subhanallah.... hehehe....

      Delete
  3. Assalamu'Alaikum sahabat,
    Orang2 yg menyeru kepada Taat untuk Allah dan Rassul-NYA tapi mendapat celaan karna kekurangannya. Allah Ya Karim.miris sekali memang,namun kejayaan ummat ini ada pada agama yg Rassul bawa. Maka bukan lah hal ekstrim bila kita belajar amal dan hidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasalam dalam implementasi kehidupan islami.Bahwasanya Allah Subhanahu Wa ta'Ala letakkan contoh amal agama islam hanya pada tuntunan tata cara Rassul,maka akan selamat.
    Kakak sy yg ptama seorang salafy, dan yg kedua karkun,, Masya Allah.. Karkun mengajak tuk belajar taat,bukan untuk masuk golongan karkun,namun karkun ini banyak juga yg berasal dr preman dan yg sejenisnya(jd maklum dlm pembawaannya mungkin ada beberapa yg sdikit kurang berkenan dihati) tpi saya rasa cukup kita lihat isi yg disampaikan akan lebih baik.
    Ahlul bid'ah dlm karkun ? Wallahu'Alam Bishowab,namun akan lebih baik jgn terlalu pede tuk judgement hal seperti itu. Bid'ah itu amalan yg tertolak,Sesat dan membawa ke neraka. Apakah mengajak tuk taat pd Allah dan Rassul-NYA itu amalan yg dpt menjebloskan ke neraka? Pasti tidak ! Dalam pengajian JT memang tdk saya lihat namanya belajar meng"Kaji" Hadits ataupum Qur'anul kariim, hal tersebut disebut mereka amalan infirodhi yg "wajib" jamaah cari diluar pengajian jt (tambah belajar ditempat lain) Masya Allah, Maha Baik Engkau Ya Rabb
    Perkara 3,40 hari dan 4 bulan itu merupakan metode dr segi waktu saja,sungguh2 konsentrasi belajar amal agama.Yah seperti pengajian2 lain dalam jadwal pengajiannya ada yg seminggu 2x dsb.

    Semoga berkenan ya sahabat,afwan bila ada kesalahan dan kekurangan,hanya berbagi pandang saja.
    Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala masukkan kita semua termasuk golongan orang yang beruntung,orang orang yang mendapat petunjuk dan istiqomah tuk amal Agama.

    ReplyDelete

10 Artikel Terpopuler di BLOG Nandar