Jalan Menuju Surga itu Mudah & Gratis

Modal Sedikit Hasil Besar

Agama itu mudah maka jangan dipersulit. Agama itu mudah tapi jangan dimudah-mudahkan. 

Kebanyakan manusia inginnya mudah usahanya, namun hasilnya besar. Sehingga banyak juga manusia mudah tergiur dengan janji-janji manis suatu bisnis yang modalnya kecil tapi mempunyai keuntungan yang besar.

Dulu di tahun 2003, saat itu aku masih menjadi tukang semir di Polda Metro Jaya. Ada seorang Inspektur Polisi bernama Pak Sardi tiba-tiba mencariku. Anehkan ada seorang Inspektur mencari tukang semir sepertiku?

Ternyata malam aku diajak ke sebuah rumah di dekat Stasiun Pasar Senen. Di situ diadakan rapat bisnis MLM yang saat itu sedang booming. Seorang stockis menjelaskan tentang sistem bisnis itu. Dia menjelaskan bahwa semakin banyak kita merekrut member, semakin besar point kita, dan semakin besar bonusnya. Aku ingat iming-iming bonusnya sampai bisa diumrahkan gratis, atau bisa dapat mobil BMW, dan saat itu stockis sudah mendapatkan satu unit motor Ninja.

Setelah mendengarkan penjelasan itu, aku ditawari untuk bergabung. Namun saat itu terlintas sebuah ceramah agama yang pernah aku dengar. Yaitu seorang tukang kayu yang mempunyai sebuah kapak. Begini ceritanya, 

Alkisah seorang Konglomerat yang sangat kaya raya menulis surat wasiat, “Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, akan aku beri warisan separuh dari harta peninggalanku.”

Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.

Tapi anak-anaknya menjawab, “Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat.”

Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!”

Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”

Lalu dengan sedih Konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri.

Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana Konglomerat tersebut kembali ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah Konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.

Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa kapaknya. Yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya kapak, untuk bekerja mencari nafkah.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir ke dalam kubur tersebut.

Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat Konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si Konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, “Apa yang kau lakukan di sini?”

Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya,”jawab si Tukang kayu.

"Apa saja harta yang kau miliki?" tanya Mungkar dan Malaikat Nakir.

“Hartaku cuma kapak ini saja, untuk mencari rezeki," jawab si Tukang Kayu.

Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, “Dari mana kau dapatkan kapakmu ini?”

“Aku membelinya,”balas si Tukang Kayu.

Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.

Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, “Apa saja yang kau lakukan dengan kapakmu?”

“Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar,”jawab tukang kayu.

Di hari ketiga ditanya lagi,“Pohon siapa yang kau tebang dengan kapakmu ini?”

“Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi tidak ada yang punya," jawab si Tukang Kayu.

“Apa kau yakin?" lanjut Malaikat.
Kemudian mereka menghilang.

Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi “Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?”

“Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata,”tegas tukang kayu.

Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan kapak tersebut.

Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkatalah kedua Malaikat itu,“Hari ini kami akan kembali bertanya soal kapakmu ini."

Belum sempat malaikat melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.

Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak,“Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."

Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, “Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu kapak ini, tapi Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya.”

Saat teringat cerita itu, aku pun berpikir, andai aku punya harta begitu banyak berapa lama pertanyaan itu. Hartaku saat ini hanya sikat semir, kain lap yang aku minta dari tukang jahit, dan semir saja. 

Terinspirasi dari cerita itu, aku pun menolak bergabung dengan bisnis itu. 

Dan beberapa kali mendapatkan tawaran yang serupa, bisnis dengan modal kecil, namun hasilnya besar. Alhamdulillah tidak tergiur sama sekali. Dan endingnya ternyata ada penipuan di dalamnya. Dari yang mulai iming-iming keuntungan 30% perbulan sampai yang 80% perbulan. Ongkang-ongkang kaki dapat uang banyak. Dan hasil akhirnya 'zong'. 

Namun ada usaha dengan modal sedikit, hasilnya banyak, bukan banyak tapi sangaaaaaaat banyak. Bayangkan shalat Sunnah qabliyah Shubuh nilainya lebih baik dari dunia beserta isinya. Membaca satu huruf Al Qur'an nilainya 10 kebaikan. Infaq di jalan Allah dilipatkan gandakan minimal 700 kali lipat. Dan masih banyak lagi.

Namun dalam hal amal agama, banyak orang yang masih malas-malasan, justru lebih memilih yang susah dan hasilnya belum pasti.

Jalan menuju surga itu mudah dan banyak yang gratis namun banyak orang tidak mau melaluinya. Sedangkan jalan menuju neraka kebanyakan itu mahal dan sulit tapi banyak orang menyukainya.

Wawondula, 09 Januari 2022

0 comments:

Post a Comment

10 Artikel Terpopuler di BLOG Nandar