Apakah setiap yang berotak pasti berakal?
Apakah tiap yang berotak pasti berhati nurani?
Pasti tidak ..!
Karena akal dan hati nurani adalah produk jiwa yang tidak semua orang yang memiliki otak otomatis akan memilikinya.
Akal dan hati nurani pun bukan produk otomatis lingkungan, atau pengalaman atau indoktrinasi.
Orang yang hidup di lingkungan baik belum tentu bakal baik, orang yang diindoktrinasi ajaran baik belum tentu otomatis baik, orang yang berilmu tinggi dan berpengalaman banyak pun, tidak menjamin baik.
Itulah keajaiban jiwa manusia yang tidak bisa dibaca lewat system sarafnya.
Jiwa manusia terlalu kompleks untuk dipetakan oleh mekanisme system saraf, apalagi dibaca oleh peralatan sains karena jiwa bukan obyek sains.
Sains mau masuk total ke ranah kejiwaan? bersiaplah jadi pseudosains.
Demikian pula seseorang menjadi hedonis, pemburu kesenangan, penikmat minuman keras, pemerkosa, pendosa itu bukan karena ia punya otak tapi karena jiwanya di dominasi oleh unsur nafsu.
Jadi dalam diri manusia ada tiga unsur: nurani; akal; dan nafsu. Ketiga unsur itulah yang menentukan karakter, perbuatan dan arah hidup seseorang dan bukan ditentukan mekanisme system saraf!
Walaupun ke-3 istilah tersebut sudah klasik tapi belum ada yang bisa menggantikan, tidak juga istilah yang dibuat Freud. Karena sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Otak plus jaringan saraf bila ditinggal oleh ruh, jiwa dan pikiran hanyalah seonggok daging yang akan mengering dan menyatu dengan tanah.
Tapi Tuhan menilai dan mengambil jiwa plus memori yang ada didalamnya untuk di abadikan-menurut agama wahyu
Kami akan selalu memerangi statement materialist yang hendak melenyapkan dualisme jiwa raga dan memposisikan manusia hanya sebagai makhluk dengan satu substansi; materi ...
Alishlah Publish
0 comments:
Post a Comment