Di sebuah Desa bernama Kasabpura (Dekat New Delhi, India) hiduplah sepasang suami istri, Maulana ‘Abdus Subhan dan ahliyah-nya. Beliau adalah murid Maulana Ilyas di Nizamuddin. Istrinya seorang ‘alimah yang memiliki risau fikir terhadap keadaan muslimah di Mewat saat itu, beliau sedih melihat keadaan kaum wanita yang jauh dari agama dan berpikir bagaimana caranya agar wanita boleh ikut mengamalkan agama. Di rumah beliau, diadakan majlis ilmu untuk mengajarkan wanita akan pentingnya agama.
Suatu hari, Maulana Ilyas berkunjung ke rumah Maulana Abdus Subhan. Kesempatan itu Maulana Abdus Subhan gunakan untuk bertanya langsung kepada Maulana Ilyas tentang risau fikir ahliyahnya, “Mengapa Tuan tidak membentuk jamaah untuk wanita sebagaimana Tuan membentuk jamaah bagi kaum laki-laki?”